Pembuatan Tawas dari Aluminium Foil
Devi Nur Indrawati , Desta Vantyca, Dito Prasetyo Utomo , Tatu
Ruhamalia Mawaddah
Kimia
3 B , Program Studi Kimia , Fakultas Sains dan Teknologi , UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta,
Jalan
Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412 , Indonesia , Telp . (62-21)7493606
Email : inorganic214b@gmail.com
Abstrak
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di dunia bertambah pula
masalah yang dihadapi. Baik masalah ekonomi maupun lingkungan. Lingkungan adalah tempat hidup semua benda
hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik). Manusia erat hubungannya dengan
lingkungan karena antara keduanya terdapat hubungan timbal balik, manusia
mempengaruhi lingkungannya begitu juga sebaliknya. Jika lingkungan tercemar
maka manusia akan merasakan dampaknya. Pencemaran lingkungan meliputi
pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah. Salah satu cara untuk membantu pembersihan pada
pencemaran air dapat digunakan tawas.
Tawas yaitu suatu senyawa alumunium sulfat Al2(SO4).18 H2O.
Pembuatan tawas berasal dari aluminium foil yang dicampurkan dengan
larutan KOH ataupun NaOH dan dipanaskan pada hot plate setelah itu ditambahkan
larutan H2SO4. Setelah terjadi penggumpalan, didinginkan , dicuci
serta disaring dengan menggunakan etanol. Pencucian ini bertujuan membersihkan
tawas dari pengotor . Setelah itu, tawas dikeringkan. Dengan KOH, tawas yang
dihasilkan seberat 1,7955 gram , sedangkah dengan NaOH tidak menghasilkan
tawas. KOH dapat digunakan sebagai bahan pembuat tawas yang baik karena
sifatnya lebih reaktif dibandingkan NaOH. Untuk menguji tawas, kami menggunakan
sample berwarna. Hasilnya, terlihat nyata bahwa warna larutan yang awalnya
pekat ketika di campur dengan tawas menjadi tidak pekat.
Kata kunci : tawas, KOH , NaOH, aluminium foil
I. Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Tawas sudah digunakan sejak zaman dahulu. Orang – orang terdahulu
menggunakan tawas sebagai bahan penghilang bau badan. Bukan hanya sebagai
penghilang bau badan , tawas memiliki manfaat lainnya, seperti sebagai
pengembang kue, obat sariawan, penghilang lumut , bahan pemadam api, membuat
acar ketimun, penyamak kulit dan pewarnaan kain. Namun, seiring berjalannya
waktu, semakin meningkatnya pencemaran lingkungan terutama pencemaran air
membuat tawas dapat digunakan sebagai bahan penjernih air. Tawas akan mengendapkan
kotoran yang terdapat dalam air tersebut.
1.2.
Rumusan Masalah
·
Mengetahui
bahan apa yang efektif untuk membuat tawas
·
Mengetahui
bagaimana proses pembuatan tawas
·
Mengetahui bagaimana tawas dapat bekerja sebagai
penjernih air
·
Mengetahui
mengapa KOH dapat menghasilkan tawas dibandingkan NaOH
1.3.
Tujuan Praktikum
·
Mengetahui
cara membuat tawas
·
Memanfaatkan
limbah aluminium foil
·
Mengaplikasikan
tawas yang dihasilkan untuk menjernihkan air
1.4. Tinjauan Pustaka
Alum
atau tawas merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari molekul air
dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3.
Alum kalium, juga sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O.
Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan
senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus
ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat.
Tawas kalium
aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam
larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat.
2Al
(s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l)
—————-> 2KAlO2
(aq) + 3H2 (g)
Larutan
aluminat dinetralkan dengan asam sulfat mula-mula terbentuk endapan berwarna
putih dari aluminium hidroksida Al(OH)3.
2KAlO2
(aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) ———–> K2SO4(aq) +
Al(OH)3 (s)
Dengan
penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak dan jika asam sulfat
berlebihan endapan akan larut membentuk kation K+, Al3+ ,
dan SO42- , jika didiamkan akan terbentuk kristal dari
tawas kalium aluminium sulfat. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat
dituliskan sebagai berikut
H2SO4(aq)
+ K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s) ——->
2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O
24 H2O
+ 2Kal(SO4)2 (aq) ———–> 2Kal(SO4)2.12H2O(s)
Alum kalium
sangat larut dalam air panas, sehingga ketika setelah penambahan H2SO4
yang membentuk endapan dan kemudian dipanaskan, pemanasan sebaiknya dilakukan
pada suhu 60-80°C untuk menguapkan airnya dan suhu pemanasan tidak boleh lebih
dari 80°C karena tawas akan larut dalam air mendidih. Ketika kristalin alum
kalium dipanaskanterjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang
terdehidrasi terlarut dalam air. Pada proses penguapan selama 10 menit dan
didinginkan akan terbentuk Kristal dari KAl(SO4)2.12 H2O.
Reaksi keseluruhan
:
2Al
(s) + 2KOH (aq)+ 10H2O (l) +H2SO4(aq) —————–> 2KAl(SO4)2.12H2O(s)
+ 3H2(g)
Dibawah ini
beberapa contoh tawas, cara membuat dan kegunaannya:
1.
Natrium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula NaAl(SO4)2. 12 H2O
: Digunakan sebagai serbuk yang dapat mengembangkan adonan roti.
2.
Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2. 12H2O.
Digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam api. Tawas
kalium dibuat dari logam aluminium dan kalium hidroksida. Logam aluminium
bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium
aluminat. Dengan reaksi : 2 Al(s) + 2 K+(aq) + 2 OH-(aq)
+ 6 H2O(l) → 2 K+(aq) + 2 Al (OH)4 -(aq) + 3 H2(g)
3.
Amonium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas amonium)
dengan rumus
molekul NH4 Al(SO4)2. 12 H2O
digunakan sebagai acar ketimun.
4.
Kalium kromium(III) sulfat dodekahidrat (tawas kromium)
dengan formula
KCr(SO4)2.12 H2O digunakan sebagai penyamak
kulit dan bahan pembuat kain yang tahan api. Tawas kromium dapat diperoleh
dengan cara mereduksi ion dokronat dari kaliium dikromat K2Cr2O7,
menjadi kromium (III) dalam larutan asam sulfat dengan reduktor etanol, C2H5OH.
5.
Amonium besi (III) sulfat dodekahidrat ( tawas besi (II)
dengan rumus
molekul NH4Fe(SO4)2.12
H2O biasa digunakan untuk mordan pada pewarnaan.
II. Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada setiap hari Kamis pada bulan
September tahun 2014. Penelitian
dilakukan di Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.1. Alat dan Bahan
Percobaan ini
menggunakan alat sebagai berikut : Erlenmeyer , Gelas ukur , Cawan
petri , Timbangan analitik , Gunting , Pipet , Corong , Kertas saring , Gelas
beaker , Batang pengaduk dan Hot plate
Sedangkan bahan yang digunakan adalah KOH 3M 100 ml , H2SO4
50 ml , NaOH 3M 100 ml , Alumunium foil
, Aquadest dan Etanol.
2.2.
Cara Kerja
Langkah kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah pertama, disiapkan
larutan KOH 3M, 100 ml. Kedua , ditimbang Aluminium 1 gram . Ketiga , dimasukkan
larutan KOH kedalam erlenmeyer dan ditambahkan aluminium dan diaduk aluminium
sampai larut . Didinginkan campuran antara larutan KOH dengan aluminium selama
10 - 15 menit . Disaring , diambil filtratnya dan ditampung dalam erlenmeyer.
Kemudian , ditambahkan H2SO4 50 ml. Dipanaskan 60 – 80 °C
. Didinginkan sampai terbentuk kristal. Terakhir , Kristal disaring dengan
kertas saring dan dicuci dengan etanol , didinginkan dan ditimbang .
# Untuk pembuatan tawas
dengan NaOH , prosedur kerja yang dilakukan sama seperti diatas.
III.
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
3.1.
Hasil Pengamatan
#
Tawas yang dihasilkan oleh KOH
·
Berat
alumunium foil : 1 gram
·
Berat
kertas saring
:
0,0003 gram
·
Berat
tawas yang dihasilkan + kertas saring :
1,7958 gram
·
Berat
tawas murni yang dihasilkan
: 1,7955 gram
#
Tawas yang dihailkan oleh
NaOH
Pada
percobaan dengan menggunakan NaOH tidak
mengahsilkan tawas.
3.2.
Pembahasan
Tawas pada praktikum kali ini dibuat dari Alumunium foil bekas.
Tawas sendiri adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal yang
dikenal sebagai koagulan di dalam pengolahan air maupun limbah. Pertama-tama,
alumunium foil bekas dilarutkan kedalam KOH dan seterusnya direaksikan dengan
air accu yang akan menghasilkan kristal putih . Pada penambahan KOH 3M reaksi
berjalan cepat dan bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor.Reaksi yang
terjadi adalah :
2Al
+ 2KOH + 6H2O
à 2K[Al(OH)4] +
3H2
Untuk
menghindari terbentuknya Al(OH)3 maka KOH 3M ditambahkan berlebih.
Agar reaksi yang terjadi antara alumunium foil dan KOH berlangsung cepat maka
dari itu alumunium foil harus digunting kecil-kecil (memperbesar luas
permukaan) hal ini disebabkan agar laju reaksi berlangsung cepat. Kemudian
setelah reaksi telah selesai disaring larutan tersebut dan diambil filtratnya
kemudian dimasukkan 30 ml Air accu kemudian tawas yang diperoleh dicuci dengan
larutan etanol yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat
pengeringan. Air accu dipakai karena mengandung H2SO4,
ini dikarenakan filtrat yg mengandung KAlO2 akan bereaksi membentuk
tawas (Al(OH)3 ).Kristal alum (tawas) yang diperoleh dicuci dengan
larutan etanol 50% yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat
pengeringan. Berdasarkan teori, tawas yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri
berbentuk bongkahan dan tidak berwarna (bening). Sedangkan, berdasarkan
percobaan tawas yang terbentuk berbentuk serbuk menggumpal yang berwarna putih.
Hal ini mungkin dikarenakan proses pemurnian tawas yang tidak menghasilkan
tawas dengan kemurnian yang tinggi dan bisa juga karena Al didapatkan dari
alumunium foil dengan komposisi Al kurang murni ( < 100% ). Tawas pada
praktikum ini telah diaplikasikan untuk penjernihan air keran, selain itu untuk
menjernihkan beberapa larutan berwarna seperti methyl blue 1000 ppm , K2Cr2O7
, FeCl3 , KMnO4 dan CuSO4 0.1 M . Dan setelah
diujikan dibutuhkan waktu hingga 1 hari untuk menjernihkan air dengan mengkoagulasi
zat-zat yang mencemari air dan larutan berwarna lainnya. Lamanya waktu tawas
dalam mengendapkan zat –zat pencemar
dapat terjadi karen aluminium yang digunakan saat membuat tawas tidak
mengandung aluminium murni. Kelompok
kami membuat tawas dengan menggunakan 2 bahan yaitu KOH dan NaOH. Namun yang
membentuk tawas hanya pada KOH. Sedangkan pada NaOH saat dikeringkan tidak
terbentuk tawas sama sekali. Hal ini
terjadi karena unsurr kalium dalam KOH lebih reaktif dibandingkan unsur natrium
dalam NaOH.
IV.
Kesimpulan dan Saran
4.1.
Kesimpulan
- Berat tawas yang dihasilkan dari reaksi alumunium foil dan KOH sebesar 1,7955 gram.
- Tidak terbentuk tawas pada reaksi antara aluminium dan NaOH.
- Pencucian tawas dengan menggunakan ethanol agar dapat menyerap kelebihan air dan mempercepat proses pengeringan selain itu untuk memurnikan tawas.
- Tawas dapat digunakan sebagai koagulan pembersih air.
4.2.
Saran
Agar dihasilkan tawas dalam jumlah banyak sebaiknya digunakan
aluminium foil dalam jumlah yang banyak pula. Sebaiknya tidak dilakukan
pengocokan saat pencampuran dengan H2SO4 . Karena jika dikocok tidak akan terbentuk gumpalan
tawas. Untuk percobaan selanjutnya disarankan agar menggunakan bahan limbah
aluminium dari kaleng agar dapat dilihat keefektifan tawas dalam menjernihkan
air.
V.
Daftar Pustaka
·
Petrucci,
Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsi dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
·
Shevla,
G. 1979. Analisi Anorganik Kualitatif . Jakarta : Kalman Media Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar